Tanjakan terjal cukup banyak ditemui dalam perjalanan menuju curug.
Dengan mesin 144 cc SOHC 2 katup, bukan kendala besar bagi New KLX.
Hanya perlu ‘memancing’ ke putaran tinggi, karena tenaga puncaknya 11,8 dk baru terasa pada 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm di 6.500 rpm.
Untuk KLX 150 BF harus rajin selip kopling agar memancing putaran mesin tinggi.
Salah satu sebabnya karena rasio giginya cenderung untuk penggunaan di aspal.
Meningkatkan ukuran gir belakang sampai dua angka lebih tinggi, akan banyak membantu performa di trek off-road.
Paling menguntungkan buat New KLX karena bobotnya hanya 99 kg.
Lebih ringan 19 kg dibandingkan 150 BF.
Tak heran kalau tenaga mesinnya lebih ke luar.
“Asik banget ini New KLX, motornya ringan, dan tenaganya ada. Bikin naksir nih motor,” celetuk Icha yang sekarang juga sibuk ikut road race.
Karena harus bermain di putaran mesin tinggi, momentum saat naik tanjakan pun cukup kencang.
Namun pengendalian KLX tetap gampang antara lain karena setangmya lebar, pas untuk menahan gerakan motor saat off-road.
Tak terasa rombongan Kawasaki On The Hills sudah seharian main motor.
Sehingga kami memutuskan beristirahat dulu sebelum lanjut ke Curug Cibogo.
Sore harinya kami sampai di air terjun, setelah menaklukkan medan sulit yang memaksa performa KLX dan keterampilan peserta sampai maksimal.
Bahkan kami harus saling membantu menarik motor satu persatu di tanjakan terjal dan amat licin, sebelum sampai tepat di bawah Curug Cibogo.
Sayang, kami tak bisa berlama-lama menikmati udara sejuk di sekitar air terjun, karena cuaca di sore hari itu kembali mulai tak bersahabat.
Sebelum gelap, kami segera memacu sepedamotor kembali ke Gayatri Mountain Adventure untuk camping malam itu.
Hujan pun kembali menemani selama perjalanan pulang base camp.
Meski terasa lelah sesudah menaklukkan medan berat uang cukup menguras tenaga dan ketangguhan KLX, kami merasa puas.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR