Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+
Advertorial

Kawasaki KLX Trabas Kaki Gunung Gede-Pangrango, Mesin Karburator Bikin Praktis

Advertorial - Senin, 21 Januari 2019 | 20:00 WIB
Kawasaki KLX On The Hills
KMI
Kawasaki KLX On The Hills

Otomotifnet.com - Perjalanan adventure memakai trail memberi sensasi sendiri.

Seperti perjalanan dengan Kawasaki KLX ke puncak bukit di kaki gunung Gede-Pangrango, Bogor, Jawa Barat.

Banyak memberi pengalaman yang ingin selalu berulang. 

Sebanyak 2 unit Kawasaki KLX 150 BF SE (X-Treme) dan satu Kawasaki New KLX diajak ke Curug (air terjun) Cibogo, di kaki Gunung Gede-Pangrango.

Curug ini memang belum terekspos secara luas sebagai obyek wisata ekstrem.

Untuk mencapai lokasi terdekat dari air terjun pun harus pakai motor trail.

Perjalanan bertajuk Kawasaki On The Hills ini diikuti beberapa rekan komunitas Kawasaki KLX dari Jagakarsa Off-road.

Ada dua rider yang membawa motor pribadinya, Evan Fathori dengan KLX 150 L, Ebeng Bray memakai KLX 150 BF.

Sementara satu-satunya rider wanita, Annisa (Icha) Zahra mencoba New KLX terbaru yang disiapkan Kawasaki.

Ketiganya adalah rider yang tak pernah absen main trail di akhir pekan.

Perjalanan kali ini cukup sulit, masalahnya curah hujan di daerah Gede-Pangrango wilayah Bogor cukup tinggi.

Setiap siang daerah ini diguyur hujan cukup deras dan lama.

Kawasaki KLX On The Hills
KMI
Kawasaki KLX On The Hills

Tapi untuk off-roader roda dua atau roda empat, kondisi ini justru makin menantang baik untuk rider maupun motornya.

Keterampilan pengendara serta ketangguhan sepedamotor bisa diuji maksimal menaklukkan jalur yang sulit dan licin.

Pagi hari 6 Desember 2018 perjalanan Kawasaki On The Hills dimulai dari kawasan Gayatri Mountain Adventure.

Jalur yang kami tempuh masih agak basah, setelah diguyur hujan, malam sebelumnya. 

“Aku pengin sekali coba New KLX , soalnya kelihatan tidak jangkung. Nggak beda jauh dari KLX 150 punya Aku"

"Padahal New KLX  sudah pakai pelek 21-18 inci (depan-belakang),” tutur Icha.

Saat menunggangi, dengan tinggi badan 160 cm Icha tidak kesulitan mengendalikannya.

Sebelum masuk jalur tanah, rombongan Kawasaki On The Hills melewati jalan batu.

TAK KHAWATIR TERSEDAK AIR

Di medan uji suspensi KLX 150 BF terasa lembut.

Suspensi up-side down atau inverted fork 35 mm di bagian depan tak mudah mentok, padahal beberapa kali menginjak lubang cukup kencang.

Riding di jalan berbatu pun tidak bikin tangan cepat pegal.

New KLX juga tak kalah lembut, walaupun masih menggunakan suspensi telescopic fork 33 mm.

Suspensi belakangnya adjustable preload dan piggyback reservoir, sehingga bantingannya mantap ketika dipakai terbang atau jumping.

Ditunjang pelek aluminium 21 inci di depan dan 18 inci di belakang, ringan tapi kuat sehingga kami tak ragu melajukencang di permukaan berbatu.

Handling KLX 150 BF di permukaan jalan seperti ini terasa menyenangkan, tak mudah terpelanting.

Kawasaki On The Hills
KMI
Kawasaki On The Hills

Sedangkan New KLX paling enak digeber kencang, karena ringan rasanya seperti floating (melayang) di atas batu.

Hujan turun deras di siang hari, jalur semakin licin dan banyak kubangan air cukup dalam.

Tapi rombongan tak terlalu khawatir dengan kondisi tersebut.

Beberapa genangan air menutupi setengah bodi KLX, namun masih dalam batas toleransi.

Karena sistem kelistrikan dan saluran udara masuk posisinya ada di bagian atas mesin.

Semua rider coba menerjang air dengan kencang.

Tak satu pun dari kami khawatir KLX akan tersedak air.

Benar-benar asik menikmati andalnya Kawasaki KLX dihabitat non-aspal.

Tanjakan terjal cukup banyak ditemui dalam perjalanan menuju curug.

Dengan mesin 144 cc SOHC 2 katup, bukan kendala besar bagi New KLX.

Hanya perlu ‘memancing’ ke putaran tinggi, karena tenaga puncaknya 11,8 dk baru terasa pada 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm di 6.500 rpm.

Untuk KLX 150 BF harus rajin selip kopling agar memancing putaran mesin tinggi.

Salah satu sebabnya karena rasio giginya cenderung untuk penggunaan di aspal.

Meningkatkan ukuran gir belakang sampai dua angka lebih tinggi, akan banyak membantu performa di trek off-road.

Paling menguntungkan buat New KLX karena bobotnya hanya 99 kg.

Lebih ringan 19 kg dibandingkan 150 BF.

Tak heran kalau tenaga mesinnya lebih ke luar.

Kawasaki On The Hills
KMI
Kawasaki On The Hills

“Asik banget ini New KLX, motornya ringan, dan tenaganya ada. Bikin naksir nih motor,” celetuk Icha yang sekarang juga sibuk ikut road race.

Karena harus bermain di putaran mesin tinggi, momentum saat naik tanjakan pun cukup kencang.

Namun pengendalian KLX tetap gampang antara lain karena setangmya lebar, pas untuk menahan gerakan motor saat off-road.

Tak terasa rombongan Kawasaki On The Hills sudah seharian main motor.

Sehingga kami memutuskan beristirahat dulu sebelum lanjut ke Curug Cibogo.

Sore harinya kami sampai di air terjun, setelah menaklukkan medan sulit yang memaksa performa KLX dan keterampilan peserta sampai maksimal.

Bahkan kami harus saling membantu menarik motor satu persatu di tanjakan terjal dan amat licin, sebelum sampai tepat di bawah Curug Cibogo.

Sayang, kami tak bisa berlama-lama menikmati udara sejuk di sekitar air terjun, karena cuaca di sore hari itu kembali mulai tak bersahabat.

Sebelum gelap, kami segera memacu sepedamotor kembali ke Gayatri Mountain Adventure untuk camping malam itu.

Hujan pun kembali menemani selama perjalanan pulang base camp.

Meski terasa lelah sesudah menaklukkan medan berat uang cukup menguras tenaga dan ketangguhan KLX, kami merasa puas.

KARBURATOR BIKIN PRAKTIS


Sekarang, hampir semua sepedamotor sudah memakai mesin ‘pintar’ dengan injeksi bahan bakar dan ECU.

Meski begitu Kawasaki tetap mempertahankan fungsi karburator sebagai pemasok bahan bakar pada mesin KLX.

Bisa begitu karena Kawasaki ingin motor trailnya mudah ditangani dan lebih tahan pada kondisi buruk di medan off-road.

Apalagi ketika beraksi di lokasi pedalaman yang agak sulit dijangkau.

Kawasaki On The Hills
KMI
Kawasaki On The Hills

 

“Dengan karburator lebih praktis. Apalagi kalau sering main trabasan"

"Kondisi paling riskan kalau main air, dan motor sampai tumbang. Pasti air dengan mudah masuk ke dalam box filter udara lalu ada kemungkinan masuk ke intake. Kebayangkan kalau elektronik,” ucap Evan yang sudah lama pakai KLX.

“Kalau karburator masuk air lebih gampang buang air yang tertelan. Tinggal buka bak bensin di karburator untuk buang air yang tertampung. Bisa langsung jalan lagi deh,” jelas Ebeng berbagi pengalamannya.

Selain itu, masukan dari beberapa teman yang hobi main trail. Mesin yang pakai karburator lebih enak buat dikulik.

Pertama biayanya tidak terlalu mahal. Dan lebih mudah mendapatkan setting motor yang diinginkan oleh penunggangnya.

KESAN PESERTA


Evan
Kalau doyan off-road dan ngoprek, pakai Kawasaki KLX sudah paling enak deh. Spare part mudah dicari dan pilihan aftermarketnya juga banyak

Icha
Sebelumnya saya pakai Kawasaki KLX 150. Semenjak jajal New KLX, rasanya kepingin tuker deh… Motor ini cocok sekali buat ‘main’, gak perlu dimodifikasi lagi.

Ebeng
Saya pakai KLX ini setiap hari, kalau weekdays untuk wara-wiri ke kantor. Giliran akhir pekan buat trabasan deh, pokoknya motor ini multi fungsi buat saya.

Kawasaki On The Hills
KMI
Kawasaki On The Hills

Editor : Iday

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa